Selasa, 08 November 2011

MANUSIA DAN PENDERITAAN


MANUSIA DAN PENDERITAAN

1.MAKNA PENDERITAAN

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat berbentuk lahir atau batin, keduanya termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.

Dalam realitas dunia ini ada yang namanya penderitaan, penderitaan merupakan sesuatu yang memberikan kita semacam tekanan, intensitas penderitaan ini tergantung pada peranan kita sebagai individu  apakah penderitaan kita berat atau ringan  bergantung pada usaha individu itu sendiridalam menghadapi penderitaan . Penderitaan ini tidak selalu dianggap oleh seseorang sebagai hal buruk dan menyedihkan, malah ada sebagian orang yang menganggap penderitaan ini merupakan suatu energi atau pemicu untuk bangkit kembali dari keterpurukan.Dalam hal ini kita memang harus bisa melihat sisi positive nya dari suatu penderitaan dimana pada penderitaan yang kita hadapi terdapat suatu makna yang akan membuat kita lebih baik dalam menjalani kehidupan.

Maka dari itu akibat dari penderitaan banyak sekali macamnya. Ada yang mendapatkan pelajaran yang besar dari penderitaan yang di alami, ada pula orang yang semakin turun mentalnya dan cenderung manyerah dan pasrah akan penderitaanya. Oleh sebab itu jangan terlalu menilai suatu penderitaan itu merupakan suatu yang buruk dan tidak bermanfaat, pasti ada pelajaran yang besar yang dapat di ambil dari suatu penderitaan.
Bagi umat islam, penderitaan merupakan suatu ujian yang diberikan Allah SWT kepada hambanya karena semakin tinggi iman maka semakin kita akan di uji oleh Allah SWT, Hal ini tercantum pada Firman Allah :

2. MAKNA SIKSAAN

Membahas tentang siksaan, jadi terbayang tentang neraka dan dosa kita kepada Tuhan. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakan tentang siksaan ini. Masih terbayang tentang siksaan di benak kita sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan mungkin dapat mendirikan buluk kuduk kita. Siksaan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena setiap manusia pernah atau akan menjalani siksaan. Siksaan manusia dapat menimbulkan kreativitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang meyaksikkan baik langsung atau tidak langsung. Siksaan manusia yang dialami di dunia ini adalah sisksaan yang berupa siksaan hati, penyakit, siksaan batin, dan siksaan badan oleh orang lain. Bahkan sisksaan tersebut banyak yang difilemkan dan dibuat sebuah novel, dan kita dapat mengambil hikmahnya, karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal perikemanusiaan.

     3.  Makna Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit. Misalnya sakit cinta akibatnya hati selalu dirundung rasa ingin ketemu orang yang dicintainya. Segala macam rasa sakit yang di derita manusia tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya, karena setiap orang mengalami rasa sakit. Rasa sakit atau penyakit dapat menimbulkan daya kreativitas manusia, karena banyak hasil seni budayanya seperti : cerpen, novel, film, ataupun seni fotoyang mengungkapkan berbagai rasa sakit.
Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain penderita dapat mendekatkan diri kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihanterhadap penderita, dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa sosial, dan dermawan.

4. MAKNA SUMBER PENDERITAAN.


sur-unsur pribadi manusia tersebut.
1. Hakikat Manusia
Manusia pada hakikatnya adalah mahluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani dan rohani, sehingga pada jasmani dan rohani tersebun dapat timbul sebuah penderitaan. Jasmani disebut juga sebagai tubuh, wadah, jasad, materi, atau unsur kongkrit dan merupakan unsur yang hidup pada diri manusia. Sedangkan Rohani sering disebut dengan istilah lain seperti jiwa, badan halus, dan merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra manusia tetapi menjiwai, memimpin, mendasari unsur-unsur pribadi manusia. Rohani memiliki alat dan kemampuan seperti :
o Nafsu
Nafsu adalah semua dorongan yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan, termasuk insting, sehingga menimbulkan keinginan.
o Perasaan
Perasaan merupakan gejala pesikis, dan timbul di dalam batin akibat kontak antara manusia dengan lingkungannya.
o Pikiran
Pikiran disebut juga akal, budi. Dengan pikiran ini memungkinkan manusia dapat mempertimbangkan, membedakan dan mengambil sebuah keputusan yang berdasarkan alasan-alasan pada diri masing-masing.
o Kemauan
Kemauan disebut juga kehendak yang memungkinkan manusia untuk memilih.

2. Dorongan Memenuhi Kebutuhan Sebagai Sumber Penderitaan.

Dalam memenuhi kebutuhan perlu adanya sebuah dorongan untuk mempertahankan keberadaan serta kehidupannya, yang tidak lepas dari un

5. UPAYA UNTUK MENGHINDARKAN PENDERITAAN

      Menurut Huijbers hidup objektif mempunyai peranan penting dalam menentukan tujuan hidup, dalam mengejarnya, dalam menghayatinya. Hidup efektif atau perasaan justru menjadi motor yang kuat untuk mengembangkan suatu hidup yang sesuai dengan tujuan hidup. Perkembangan hidup manusia terjalin dengan eratnya dengan hidup emosionalnya. Bila hidup emosionalnya baik, kemungkinan besar hidupnya sebagai keseluruhan akan baik juga.
      Perilaku manusia untuk sebagian besar merupakan pancaran perilaku yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu perilaku manusia tidak pernah beku, dapat selalu berubah, dan dapat berbeda-beda dari satu individu ke individu yang lain dan dari satu saat ke saat yang lain. Dalam proses pembentukan kepribadian ini faktor elkulturasi dan sosialisasi memegang peranan yang penting. Manusia sejak lahir harus mempelajari cara-cara bagaimana supaya ia dapat mengatasi berbagai soal yang dihadapinya. Manusia yang berkepribadian psikologis yang sehat dalam arti selalu berada dalam kondisi harmonis, stabil dan sabar yang telah dibentuk sejak awal perkembangannya itu seharusnya tetap dibina sampai akhir hayatnya.

Sumber : buku Ilmu Budaya Dasar Drs.Joko Tri Prasetya penerbit rineka cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar